Jumat, 27 Februari 2015

Warkop

Warkop

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Warkop DKI: (kiri ke kanan) Indro, Kasino, Dono.
Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).

Sejarah berdirinya warkop


Karikatur Warkop DKI
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMA IX Jakarta yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.

Personil

Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Era film

Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.

Era televisi

Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia pada tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal pada tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.

Proses kreatif

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar di sinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Obrolan Santai di Warung Kopi

Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors adalah acara radio yang disiarkan di radio Prambors. Acara ini diisi oleh Warkop Prambors, yaitu Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).

Diskografi (kaset)

  • Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
  • Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu)
  • Kaset 03 Mana Tahan
  • Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
  • Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
  • Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
  • Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
  • Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, Dono dan Kasino sebagai warga)
  • Kaset 09 Makin Tipis Makin Asyik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)

Warkop Prambors

Warkop Prambors adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini berisi empat orang, yaitu Dono Warkop, Kasino Warkop, Indro Warkop, dan Nanu Warkop.

Warkop DKI

Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri.

Filmografi


Beberapa Poster Film Warkop DKI
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.[1]
  1. Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
  2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom
  3. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati
  4. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman
  5. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Dorman Borisman dan A. Hamid Arief
  6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir
  7. Setan Kredit (1982) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar
  8. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom
  9. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama
  10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
  11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
  12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Aminah Cendrakasih
  13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
  14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, Leily Sagita dan Kaharuddin Syah.
  15. Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Advent Bangun
  16. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
  17. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah
  18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
  19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul
  20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
  21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen
  22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton
  23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan
  24. Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz
  25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina
  26. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella dan Hengky Solaiman
  27. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
  28. Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt dan Gitty Srinita
  29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
  30. Salah Masuk (1992) bersama Fortunella, Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim
  31. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
  32. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
  33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik
  34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile dan Taffana Dewi

Sinetron

Setelah sukses di layar lebar, Warkop DKI pun mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi di televisi garapan Soraya Intercine Films yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.
Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah episode, Kasino mulai jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena Kasino jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan syuting hingga akhirnya meninggal.

Warkop Millenium

Warkop Millenium adalah grup lawak legendaris Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Warkop DKI.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Informasi dari CV. Kalimantan Jaya Film (distributor film wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengedarkan film-film Warkop DKI masa itu) dan PT Sakalo sebagai pemutar awal film-film Warkop DKI di jaringan bioskop yang dikelola di wilayah Kalimantan Timur.

Pranala luar

Diskografi

Filmografi

Sinetron

Kamis, 26 Februari 2015

Lirik lagu dan video Wah Gede Banget ( Warkop )


She's got a ticket to ri-hide,
She's got a ticket to ri-hi-hide,
She's got a ticket to ride,
But she don't care.

She said that living with me
Was bringing her down yeah.
She would never be free
When i was around.

She's got a ticket to ri-hide,
She's got a ticket to ri-hi-hide,
She's got a ticket to ride,
But she don't care.

I don't know why our riding so hard,
She ought to think twice,
She do right by me.
Before she gets to saying goodbye,
She ought to think twice,
She ought to do right by me.
I think i'm gonna be sad,
I think it's today yeah.
The girl that's driving me mad
Is going away, yeah.

Ah, she's got a ticket to ri-hide,
She's got a ticket to ri-hi-hide,
She's got a ticket to ride,
But she don't care.
My baby don't care, my baby don't care.

Paling enak si mangga udang
Poon nya tinggi, poonya tinggi buahnya jarang
Paling lah enak si mangga udang
Poon nya tinggi, poonya tinggi buahnya jarang

Pling lah enak si orang bujang sayang
Orangnya tinggi, orangnya tinggi bulunya jarang
Eh pling lah enak si orang bujang sayang
Orangnya tinggi, orangnya tinggi bulunya jarang

I can't get no satisfaction
Anterin nyo ke statsion
And i try and i try and i try and i try

I can't get no, i can't get no

Burung kakak tua hinggap di jendela
Nenek sudah tua gigi tinggal dua
Sepasang burung putih burung kakak tua
Nenek sudah tua gigi tinggal dua
Burung kakak tua hinggap di jendela

Nenek sudah tua gigi tinggal dua

Burung kakak tua (kakak tua..)
Hinggap di jendela (di jendela)
Nenek sudah tua (sudah tua..)
Giginya tinggal dua

Burung kakak tua hinggap di jendela
Nenek sudah tua gigi tinggal dua
Sepasang burung putih burung kakak tua
Nenek sudah tua gigi tinggal dua
Burung kakak tua hinggap di jendela
Nenek sudah tua hinggap tinggal dua

Lirik lagu dan video Naik Enak Turun Ogah ( Warkop )

Hidup jang dibikin susah
Syukuri apa adanya
Gak perlu keluh kesah
Bikin susah

Biar BBM naik terus asyik
Kagak usah puyeng mikirin
Daripada demo kita joget aje

Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah

Biar BBM naik terus asyik
Kagak usah puyeng mikirin
Daripada demo kita joget aje

Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah
Naik enak turun ogah

Lirik Lagu dan Video Mama Yo Quiero ( Warkop )

mamayukero mamayukero
mamayukero mama
hati beta hati beta
hati beta ingin kenal dia
mamamamamamayukero
mamayukero mamayukero mama
hati beta hati beta
hati beta ingin kenal dia
mamamamamamayukero (mama)
mamayukero (mama) mamayukero mama
hati beta (beta) hati beta (beta)
hati beta ingin kenal dia
mamamamamamayukero (mama)
mamayukero (mama) mamayukero mama
hati beta (beta) hati beta (beta)
hati beta ingin kenal doni
siapa duduk disana
aku ada disini
aduh itu kumisnya oi
segede taksi
mamayukero mamayukero mama
hati beta hati beta
hati beta ingin kenal dia
mamamamamamayukero
mamayukero mamayukero mama
hati beta hati beta
hati beta ingin kenal dia
hati beta ingin kenal dia
hati beta ingin kenal dia

Lirik Lagu & Video Bale-Bale ( Warkop )


jangan ninggalin ati kite jadi geliseh
ditengah rame ame galak orang kote
emang sekarang dunie udeh mulai gile
mangkanye kite kaga usah ikut lupe
cari nafkah halal bakal anak bini kite
nyang penting jangan bikin orang kecil suseh
korupsi dan kolusi jangan jadi budaye
nepotisme bikin keadilan nggak ade

bale-bale bale-bale
bale-bale bale-bale

ngopi ame ngeruti enak dibale-bale
bengong nahan perut laper dibale-bale
ngelamun jadi orang kaya dibale-bale
saraf setruk terus modar dibale-bale
orok dikampung lahirnya dibale-bale
bayi dikota kaga kenal bale-bale
kutu busuk paling seneng dibale-bale
labe-labe dibalik jadi bale-bale

bale-bale bale-bale
bale-bale bale-bale

dibale-bale dibale-bale
dibale-bale dibale-bale
boleh-boleh nongkrong dibale-bale
boleh-boleh ngobrol dibale-bale

udah banyak orang nyang jadi semakin gile
ngumpulin harte nyang banyak sampe serakeh
memang orang maunye mikir perutnye aje
sadar dong mustinye kite mikirin bangse
cari nafkah halal bakal anak bini kite
usahe nyang jujur jangan lupe ibadeh
jangan bengklai apalagi pake senjate
sekarang temponye pade pake otak kite

bale-bale bale-bale
bale-bale bale-bale
bale-bale nongkrong dibale-bale
bale-bale ngrobrol dibale-bale
bale-bale tidur dibale-bale
bale-bale ngorok dibale-bale

orok dikampung lahirnya dibale-bale
bayi dikota kaga kenal bale-bale
kutu busuk paling seneng dibale-bale
labe-labe dibalik jadi bale-bale

bale-bale bale-bale
bale-bale bale-bale
bale-bale nongkrong dibale-bale
bale-bale ngrobrol dibale-bale
bale-bale tidur dibale-bale
bale-bale ngorok dibale-bale

Video Warkop ( Itu Bisa Diatur )

Ini adalah video warkop yang berjudul Itu Bisa Diatur
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Pokoknya Beres )

Ini adalah video warkop yang berjudul Pokoknya Beres
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Maju Kena Mundur Kena )

Ini adalah video warkop yang berjudul Maju Kena Mundur Kena
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Dongkrak Antik )

Ini adalah video warkop yang berjudul Dongkrak Antik
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Chips )

Ini adalah video warkop yang berjudul Chips
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Setan Kredit )


Ini adalah video warkop yang berjudul Setan Kredit
Selamat Menikmati

Video Warkop ( IQ Jongkok )

Ini adalah video warkop yang berjudul IQ Jongkok
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Manusia 6 Juta Dollar )

Ini adalah video warkop yang berjudul Manusia 6 Juta Dollar......
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Pintar Pintar Bodoh )

Ini adalah video warkop yang berjudul Pintar Pintar Bodoh....
Selamat Menikmati....

Video Warkop ( GeErrr )

Ini adalah video warkop yang berjudul GeErrr......
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Gengsi Dong )

Ini adalah video warkop yang berjudul Gengsi Dong......
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Mana Tahaannn )

Ini adalah video warkop dengan judul Mana Tahan ......
Selamat Menikmati

Video Warkop ( Bisa Naik Bisa Turun )

Ini adalah video Warkop yang dirilis pada tahun 1991 oleh warkop itu sendiri , yang berjudul Bisa Naik Bisa Turun , yang ada Indro , Kasino, Dono . Selamat Menikmati !!

Senin, 09 Februari 2015

Inilah wajah-wajah legendaris warkop

Warkop DKI "Dono, Kasino, Indro"






























indro

Indro Warkop DKI

SEMASA berada di puncak kejayaan, Indrodjoja "Indro Warkop" Kusumonegoro, gemar sekali memboyong keluarganya berlibur ke Eropa dan Australia. Tapi, belakangan ia membawa mereka ke Tanah Suci Mekkah. "Dulu salah jalan gue," ujar komedian yang namanya berkibar di bawah bendera Warkop bersama almarhum Dono dan Kasino itu.

Tahun 2004 adalah ibadah umrah Indro yang ketiga. Bahkan, ia menunaikan ibadah haji tahun sebelumnya. Lelaki kelahiran 8 Mei 1958 itu merasa bahagia bisa melakukan napak tilas perjalanan Nabi. Setiap kali sampai di multazam, Indro tak lupa mengucapkan doa khusus untuk Dono dan Kasino. "Mereka bukan cuma teman bagi gue, bahkan lebih dari saudara," ujarnya kepada Nordin Hidayat dari Gatra.

Rupanya, Indro tak sekadar melakukan napak tilas perjalanan Nabi. Seusai menunaikan rukun wajib, ia mampir dulu ke gerai Harley-Davidson Saudi Arabia di Andalus St., Jeddah. Bersama istri dan ketiga anaknya, Handika "Hade" Indrajanthy Putri, Satya Paramita "Hada" Dwinita, dan Harleyano "Harley" Triandro, penggila motor gede (moge) itu membelanjakan 4120 riyalnya (lebih dari Rp 10 juta) untuk aksesoris moge koleksinya. Bagi pemilik tujuh moge itu, belanja aksesori Harley buat keluarga ibarat ritual tahunan.

Lampu rumah keluarga Indro Warkop tampak terang. Di perumahan mewah Jalan Kayu Putih Tengah, Jakarta Timur, itu tampak tiga motor berdiri berjajar. Dua motor Harley Davidson dan satu motor Yamaha. Seekor burung kenari bertengger dalam sangkar yang bergantung tak jauh dari ketiga motor itu. Satu mobil Jeep putih buatan tahun 1981, terparkir di garasi terbuka. Ada lambang motor Harley Davidson berukuran besar yang terpaku di tembok garasi itu.

Indro memang menggandrungi Harley Davidson. Berbagai aksesoris motor besar buatan Amerika itu pun menjadi penghias di ruang tamunya. Ada yang terbuat dari tembaga dan berbentuk lukisan biasa. Miniatur sepeda tua di dalam figura kaca, berdiri di meja kiri. Boneka berkepala singa, terpajang di meja sudut kanan.

Siang itu, Indro duduk santai di samping pajangan boneka singa. Persis menghadap keluar rumah. Di rumahnya tak ada asbak rokok. Maklum, sejak dirinya didiagnosis terkena gejala penyakit jantung, ia berhenti merokok.

Malam itu, pertengahan Mei, ia mengenakan baju berbahan jeans berlengan buntung dan celana “kargo” gunung berwarna coklat. Ujung lengan dekat bahu bagian kanan dan kirinya, ditato lambang Harley Davidson. Telinga kiri berusia 49 tahun itu dihiasi tiga anting perak dan dua anting di telinga kanannya. Penampilan garang itu rasanya pas dengan hobinya mengendarai motor besar.

“Gue udeh nggak konvoi-konvoi lagi. Pake motor Harley, pas memang lagi kepengen jalan aja. Maunya sih, pake motor kecil. Tapi, kasihan motornya. Badan segede gini, kok pake motor kecil,” Indro tertawa sambil memperlihatkan badannya.

Menggendarai motor Harley Davidson, hobi yang mendarah-daging dari keluarganya. Di komunitas Harley Davidson, ia menjabat sekretaris jenderal cum pendiri pertama Harley Davidson Club Indonesia (HDCI). Karena kegandrungannya, anak bungsunya ia beri nama Harley. Motor pertamanya dibeli tahun 1975.

“Ini mobil pertama yang gue punya. Keluaran tahun 1981,” ujarnya. “Mobil ini gue beli karena jasa Warkop. Makanya, gue piara banget ampe sekarang. Pokoknya nggak mau gue jual.”

“Semua yang gue punya, berkat jasa Warkop. Nggak ada pendapatan lain.”

Baginya, Warkop adalah darah daging. Meski sendirian, ia tak ingin Warkop pupus. Ia merasa masih sebuah keluarga. Keluarga yang harus dipertahankan. “Warkop kan, tinggal gue doang. Ya, gue yang memberikan saran dan mengawasi kehidupan mereka,”

Mereka yang dimaksud Indro adalah anak-anak keluarga Warkop, mulai Dono hingga Kasino. “Kalo dihitung-hitung, gue udeh punya anak tujuh. Tiga anak gue, satu anak Kasino, dan tiga anaknya Dono.” 






Foto indro warkop.jpg
Nama lahir Indrodjojo Kusumonegoro
Nama lain Indro (Warkop)
Lahir 8 Mei 1958 (umur 54) Bendera Indonesia Purbalingga, Indonesia
Pekerjaan Aktor dan pelawak
Tahun aktif 1978 - sekarang
Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro (lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, 8 Mei 1958; umur 54 tahun) yang akrab disapa dengan sebutan Indro, adalah seorang aktor dan anggota grup lawak Warkop yang terkenal di era 1980 sampai 1990-an. Pendidikan terakhirnya adalah sarjana ekonomi di Universitas Pancasila, Jakarta. Hobinya adalah berkendara dan melakukan tur dengan motor Harley Davidson. Ia beragama Islam dan bertinggi badan kira-kira 175 cm.

Karier

  • Penyiar Radio Prambors (1977-1980).
  • Pimpinan PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia).

Filmografi

Acara televisi

kasino

Kasino Warkop DKI

Kasino (Warkop)

 Lahir di Gombong [Jawa Tengah]. Pelawak "intelek" yang punya gelar Drs. ini pertama kali muncul berasama kawan-kawannya dalam acara obrolan Warung Kopi di radio Prambors. Awak acara itu sendiri ialah Tommy Lesanpura [programmer], Kasino, Rudy, Badil, Nanu. Kemudian Tommy diganti Dono, sedangkan tempat Badil [yang mngundurkan diri] diisi Indro. Nama "asli" grup mereka ialah Warkop Prambors ketika muncul pertama kali lewat acara TVRI Terminal Anak Muda, lalu disusul dengan filmnya Mana Tahaaan [1979]. Berhubung dari radio Prambors sudah ada grup lawak baru Sersan [Serius Tapi Santai] Prambors, maka Kasino dan kawan-kawan, diminta meng"ganti" nama. Dipilihlah Warkop DKI [Dono, Kasino, Indro]. Formula mereka dalam film-film layar lebarnya ialah lawakan yang menjurus slapstick ditambah dengan aktris yang bahenol. Ternyata resep ini dilanjutkan terus ke film TV [sinetron] serial berjudul Warkop DKI [1995], ketika film nasional lagi lesu darah.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kasino (Warkop)
Kasino.JPG
Nama lahir Kasino Hadiwibowo
Nama lain Kasino (Warkop)
Lahir 15 September 1950 Bendera Indonesia Kebumen, Indonesia
Meninggal 16 Desember 1997 (umur 47) Bendera Indonesia Jakarta, Indonesia
Pekerjaan Aktor dan pelawak
Tahun aktif 1976 - 1997
Pasangan Amarmini (1983-1997)
Anak 2
Drs. Kasino Hadiwibowo (lahir di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, 15 September 1950 – meninggal di Jakarta, 16 Desember 1997 pada umur 47 tahun) adalah aktor dan pelawak Indonesia yang tergabung dalam kelompok lawak Warkop.

Daftar isi

Sosok

Di dunia lawak, kehadiran Kasino dan kawan-kawan mengembuskan angin segar. Kelompok Warkop mewakili generasi pelawak terpelajar, yang memiliki warna baru dalam membanyol. Karier dalam film yang mereka rintis pada akhir tahun 1970-an pun terus melejit. Dalam film Maju Kena Mundur Kena, Kasino dan kedua kawannya masuk dalam jajaran artis yang pernah dibayar termahal.
Ketika menjadi mahasiswa, Kasino banyak menghabiskan waktu di lereng-lereng gunung bersama Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI).
Kasino wafat pada usia 47 tahun pada tanggal 16 Desember 1997 di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah beberapa tahun mengidap tumor otak. Kasino meninggalkan satu istri dan satu anak.

Pendidikan

  • SD Budi Utomo, Jakarta.
  • SMP Negeri 51 Pondok Kelapa , Jakarta.
  • SMA Negeri 2 Gegesik, Jawa Barat.
  • SMA Negeri 22 Utan Kayu , Jakarta.
  • Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia.

Karier

  • Penyiar Radio Prambors (1974-1980).
  • Direktur Klinik Spesialis Rawamangun (sampai 1983).
  • Pimpinan Warung Kopi Corporation.

Iklan TV

  • Mitsubishi Colt T120ss (1991)

Alamat rumah

Jl. Kayu Putih Tengah 1A/5, Jakarta Timur.

dono

Biografi Dono Warkop

Pelawak IndonesiaBernama lengkap Drs. H. Wahyu Sardono atau di kenal sebagai Dono Warkop, beliau dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951, dan Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara. Ia dikenal sebagai Pelawak dari grup komedi Warkop DKI bersama Kasino dan Indro. Semasa kecil Dono warkop mengenyam pendidikan di SD Negeri 1 kebon dalem kemudian setelah lulus SD ia masuk di SMP negeri 1 Kebon Dalem, 3 tahun pendidikannya di SMP kebon Dalem ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA negeri 3 Surakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Sosial (IPS), di SMA ia juga aktif dalam organisasi sekolah, terbukti bahwa ia berhasil menjadi ketua OSIS di sekolahnya tersebut. Selepas lulus SMA negeri 3 Surakarta, Dono wakop pun berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi di Jakarta, Ia mengambil Jurusan Ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dono warkop juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti Mapala UI.


Setelah lulus dari kampusnya ia juga dipercaya sebagai Asisten Dosen jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, di Universitas yang sama Dono juga menjadi Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diluar aktivitas kampusnya, Dono warkop juga menjadi penyiar Radio Prambors, dari sinilah yang cikal bakal terbentuknya grup lawak fenomenal “Warkop DKI” yang awalnya bernama Warkop Prambors yang awalnya dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro), yang kemudian terkenal menjadi Warkop DKI yang digawangi oleh Dono, Kasino dan Indro. Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta.

Pelawak Indonesia

Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMA IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali
lumayan. Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu. Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.

Dono Warkop DKI


Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan Dono warkop juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Dono Warkop DKI

Dono warkop menikah dengan Titi Kusumawardhani, dari perkawinannya ini Dono warkop dikaruniai tiga orang anak yang bernama Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono dan Satrio Sarwo Trengginas. Dono warkop sendiri telah membintai puluhan judul film komedi yang membawa namanya melambung bersama personil Warkop DKI yang lainnya di jagat hiburan Indonesia di tahun 90-an. Dunia Lawak Tanah Air kembali berduka ketika pada tanggal 30 Desember 2001 Dono warkop menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah sakit Rumah Sakit Santo Carolus, Jakarta Pusat, sekitar pukul 01.00 WIB setelah sebelumnya ditinggal pergi oleh personil Warkop DKi yang lainnya Kasino yang meninggal di tahun 1997. Almarhum Dono warkop meninggal dunia akibar penyakit tumor di bagian bokong dan sudah menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir, dan menyerang lever, Dono warkop meninggal dengan tenang, disamping sahabatnya, Indrojoyo Kusumonegoro. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman pelawak senior anggota Warkop DKI ini memang benar-benar mengharukan. Ribuan pelayat turut meneteskan air matanya karena tidak kuat menahan kesedihan melihat kepergiannya. Kini Personil Warkop DKI hanya tinggal Indro DKI.